Jumat, 22 Juni 2012

MUNGKID - Status Gunung Merapi masih dinyatakan aktif normal. Meski, dalam beberapa hari terakhir terjadi peningkatan intensitas gempa vulkanik dangkal dan gempa multifase di gunung berapi teraktif di dunia tersebut.
Peningkatan aktivitas tersebut belum mengindikasikan proses apapun. Termasuk proses pembentukan kubah lava baru. ”Intensitas gempa masih dalam batasan normal. Tetapi kami akan terus amati dan evaluasi lebih lanjut terhadap peningkatan kegempaan ini,” kata Kepala Seksi Gunung Merapi Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kegunungapian (BPPTK) Jogjakarta Sri Sumarti saat ditemui usai sosialisasi sistem kebencanaan di Kantor Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Magelang akhir pekan lalu. Sri mengatakan, peningkatan gempa vulkanik dangkal dan gempa multifase yang sudah berlangsung sejak awal Februari. Fenomena ini biasanya mengindikasikan adanya proses pembentukan kubah lava baru.
”Namun, baik secara visual maupun dengan melihat pengukuran deformasi Gunung Merapi, pembentukan kubah lava baru belum tampak,” ujarnya.
Berdasarkan data yang dihimpun di Pos Pengamatan Gunung Merapi Ngepos, peningkatan jumlah gempa multifase mulai terjadi sejak 7 Februari. Setelah itu ada peningkatan jumlah gempa vulkanik dangkal mulai 9 Februari.
Sebelumnya, gempa multifase hanya terjadi satu hingga empat kali sehari. Bahkan, sering kali tidak terjadi gempa sama sekali. Pada 7 Februari tiba-tiba terjadi 17 kali gempa dalam sehari.
Jumlah gempa multifase dan gempa vulkanik dangkal terus menunjukkan tren meningkat. Pada Jumat (17/2) gempa vulkanik dangkal terdata terjadi 23 kali, gempa multifase 43 kali, dan dua kali gempa guguran.
Sehari berselang, Sabtu (18/2) terjadi gempa vulkanik dangkal 35 kali, gempa multifase 47 kali, sekali gempa guguran, dan sekali gempa low frequency.
Gunung Sindoro yang sudah mengalami penurunan aktivitas kegempaan hingga saat ini masih dinyatakan berstatus waspada. Peningkatan status dari aktif normal menjadi waspada ini sudah ditetapkan sejak 5 Desember 2011.
Petugas Pos Pengamatan Gunung Sindoro-Sumbing Yuli Rahmatulloh mengatakan, penurunan aktivitas kegempaan sudah berlangsung sekitar sebulan terakhir. ”Pada Sabtu (18/2) saja hanya terjadi dua kali gempa vulkanik dalam. Namun aktivitas tersebut belum tentu akan mengubah status yang ada karena masih terus dilakukan pemantauan setiap aktivitasnya,” tandas dia

0 komentar:

Posting Komentar